dr.
H. Mohamad Basyir Ahmad Syawie adalah walikota Pekalongan. Dia menjabat
sebagai walkota selama dua periode sejak tahun 2005. Dia merupakan
sosok yang disiplin dan tepat waktu. Selain itu Basyir juga punya
karakter dan jernih menyikapi permasalahan. Kerjanya efektif, bisa
dikejar target, punya gagasan, kaya dengan terobosan , kreatif dan
rasional untuk memajukan kota batik. Dia punya ambisi besar untuk
memajukan Kota Pekalongan dengan mengedepankan nilai-nilai religius.
Pada
awal-awal menjadi Walikota, dia mengajak seluruh jajaran staf untuk
memberikan contoh kepada masyarakat. Secara sederhana konsepnya adalah
mendelegasikan kewenangan ke bawah, hingga sampai ke tingkat Lurah yang
merupakan ujung tombak. Karena dengan diberi kewenangan mereka akan
merasa lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan program yang telah
disepakati bersama. Hasilnya pun lebih efektif.
Dia juga membentuk Dewan Riset Daerah (DRD). Dewan ini bertugas memberikan pertimbangan kepada wali kota dalam setiap pengambilan kebijakan. Dewan Riset itu akan memberikan masukan berdasarkan riset jadi, setiap pengambilan keputusan pemerintah, kami libatkan kalangan ilmiah, sehingga pengambilan keputusan itu tidak hanya berdasarkan feeling saja tetapi berbasis penelitian.
Yang tak kalah penting adalah pelaksanaan program berbasis masyarakat, Atau melibatkan sebanyak mungkin peran serta masyarakat. Misalnya di tingkat Keluraha semua elemen saya libatkan. Mulai dari Lurah dan stafnya, LPM, PKK dan Karang Taruna. Karena jika tidak, akan ada upaya saling menjegal.
Kota Pekalongan meraih penghargaan ICT Pura dari Pemerintah RI. Padahal, sejatinya niat Pemkot Pekalongan memanfaatkan TIK semata demi kepuasan layanan publik. Tapi malah mendapat anugerah bergengsi, penghargaan Information Technology Communication (ITC) Pura 2011.
Dia juga membentuk Dewan Riset Daerah (DRD). Dewan ini bertugas memberikan pertimbangan kepada wali kota dalam setiap pengambilan kebijakan. Dewan Riset itu akan memberikan masukan berdasarkan riset jadi, setiap pengambilan keputusan pemerintah, kami libatkan kalangan ilmiah, sehingga pengambilan keputusan itu tidak hanya berdasarkan feeling saja tetapi berbasis penelitian.
Yang tak kalah penting adalah pelaksanaan program berbasis masyarakat, Atau melibatkan sebanyak mungkin peran serta masyarakat. Misalnya di tingkat Keluraha semua elemen saya libatkan. Mulai dari Lurah dan stafnya, LPM, PKK dan Karang Taruna. Karena jika tidak, akan ada upaya saling menjegal.
Kota Pekalongan meraih penghargaan ICT Pura dari Pemerintah RI. Padahal, sejatinya niat Pemkot Pekalongan memanfaatkan TIK semata demi kepuasan layanan publik. Tapi malah mendapat anugerah bergengsi, penghargaan Information Technology Communication (ITC) Pura 2011.
0 komentar:
Posting Komentar