Menteri
Koordinator bidang Perekonomian Indonesia, Kepala BPPT, dan Rektor UNS
meresmikan Pusat Inovasi Teknologi, di Universitas Sebelas Maret (UNS),
Surakarta (11/3). Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti
oleh M. Hatta Rajasa (Menko Perekonomian), Marzan A. Iskandar (Kepala
BPPT), serta Ravik Karsidi (Rektor UNS). Usai menandatangani prasasti,
Kepala BPPT Marzan A. Iskandar, mengatakan sampai saat ini baru UNS yang
mendirikan Pusat Inovasi Teknologi di Indonesia. “Dengan adanya Pusat
Inovasi ini UNS tentu dapat melahirkan pengusaha baru berbasis teknologi
yang menghasilkan produk-produk teknologi hasil rekayasa mahasiswa dan
civitas akademika UNS,” ungkap Kepala BPPT dalam acara yang juga
bertepatan dengan Dies Natalis ke-38 Universitas Sebelas Maret (UNS).
Pusat
Inovasi Teknologi (PIT), tambah Marzan akan membantu penemu masuk ke
dunia usaha berbekal hasil temuannya. “Nantinya calon pengusaha baru
binaan PIT ini akan diberikan suntikan modal, pelatihan manajemen,
hingga membuka akses pasar, bagi para mahasiswa yang berhasil menemukan
produk teknologi," kata Marzan.
Pada
kesempatan yang sama, Menko Perekonomian, M. Hatta Rajasa menyatakan
bahwa pihaknya akan mencoba mencarikan dukungan penuh terhadap Pusat
Inovasi Teknologi ini. Di Pusat Inovasi Teknologi ini diharapkan terjadi
berbagai macam aktivitas yang berbasis teknologi. "Kedepannya Bangsa
Indonesia harus memiliki kemampuan guna mengembangkan inovasi di bidang
teknologi. Konten teknologi dan inovasi juga harus lebih ditingkatkan
dan dikuasai, karena jika hal itu tak dikuasai maka produktivitas tak
dapat ditingkatkan. Saya memberikan penghargaan yang sangat tinggi
kepada UNS yang telah meletakkan technopreneur sebagai salah satu bidang
studi di perguruan tinggi," kata Hatta.
Sebagai
informasi, BPPT melalui Balai Inkubator Teknologi (BIT) telah
memberikan masukan kepada Fakultas Teknik UNS tentang kelembagaan PIT
sebagai bagian dari pengembangan teknoprener yang merupakan implementasi
dai MoU yang ditandatangani BPPT dan UNS pada tahun 2012 lalu. Sejak
tahun 2013, BPPT telah membantu UNS dalam menyusun kurikulum teknoprener
dimana sudah mulai diimplementasikan di awal tahun 2014 ini. Selain
itu, BPPT dan UNS telah menyusun bersama sebuah buku tentang
kewirausahaan berbasis teknologi (teknoprener) sebagai buku acuan bagi
mahasiswa yang mengambil kurikulum teknoprener di UNS. Dan, di tahun
2014 ini, BIT BPPT juga membantu dosen-dosen UNS dalam memberikan
kurikulum teknoprener. BIT BPPT juga memfasilitasi berfungsinya Pusat
Inovasi Teknologi terutama tentang proses inkubasi.
Melalui
wawancara di sela acara peresmian PIT, Deputi Kepala Bidang Pengkajian
Kebijakan Teknologi (PKT-BPPT), Tatang A. Taufik, berharap dengan
diadopsinya Pusat Teknologi Inovasi dan kurikulum teknoprener, maka UNS
dapat dapat menjadi pelopor tumbuhnya budaya teknoprener di
kampus-kampus dan munculnya teknoprener muda pemula dari kalangan
mahasiswa. Sehingga, bisa menjadi percontohan bagi perguruan tinggi
lainnya dan menjadi gerakan bersama di tingkat nasional dengan
melibatkan semua stakeholders seperti Kemenko Bidang Perekonomian,
Kementrian Riset dan Teknologi, Kementrian Pendidikan dan Budaya, dan
pihak lainnya.
"Dengan
demikian, diharapkan Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi dan
mampu melewati jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income
trap) dengan tumbuh kembangnya inovasi hasil karya anak bangsa," tutup
Tatang. (tw/SYRA/Humas-bppt.go.id)
0 komentar:
Posting Komentar