Dalam rangka mengembangkan technoprener di Perguruan tinggi, Balai Inkubator bekerjasama dengan STIMIK Primakara dalam mengembangkan kurikulum kewirausahaan berbasis teknologi khususnya berbasis teknologi informasi serta pendampingan pembentukan inkubator bisnis.
Kerjasama dimulai dengan penanda tanganan perjanjian kerjasama antara Iwan Sudrajat selaku Kepala Balai Inkubator Teknologi BPPT dengan Putu Agus Swastika selaku Ketua STIMIK Primakara pada tanggal 12 Juni 2014 di auditorium STIMIK Primakara.
Dengan adanya pendampingan kurikulum kewirausahaan berbasis teknologi diharapkan dapat membantu STIMIK Primakara sebagai Technopreneur Campuss dalam membentuk pola pikir mahasiswa untuk menjadi wirausaha di bidang teknologi informasi dan akan membantu menyiapkan calon tenant yang akan diinkubasi di Inkubator Bisnis STIMIK Primakara.
Sementara itu, Tatang A. Taufik selaku Deputi Kepala BPPT bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi memaparkan bahwa saat ini jumlah inkubator bisnis di seluruh Indonesia masih sangat sedikit hanya sekitar 50 unit. Jumlah tersebut dirasa masih sangat kurang, padahal Indonesia masih sangat kekurangan pengusaha khususnya yang berbasis teknologi. Padahal syarat untuk menjadi Negara maju minimal Indonesia harus memiliki 2 % wirausaha.
Selain itu disebut juga bahwa saat ini, perekonomian Indonesia masih sangat tergantung sumber daya alam dengan nilai tambah yang rendah. Hal ini dikarenakan belum ada proses penciptaan nilai tambah yang optimal. Akibatnya Bangsa Indonesia mengimpor produk jadi yang telah diolah dengan teknologi dengan harga yang lebih tinggi. Oleh karena itu sangat diperlukan generasi muda yang mau menjadi wirausaha inovatif dan kreatif.
Pada kesempatan itu selain dibuka dengan pertujuan seni tari bali juga ada pertunjukan musik dengan menggunakan teknologi IPAD yang dilakukan mahasiswa/mahasiswi STIMIK Primakara. Acara ditutup dengan peluncuran laboraturium e-Government dan kunjungan ke fasilitas inkubator STIMIK Primakara (Agus).
0 komentar:
Posting Komentar